PRISMA
Kharisma Noor Afifah Supoyo, Ainun Nisa Makmur,
Hameliana, Warren Crishtopher
Laboratorium
Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA
Universitas
Negeri Makassar
Abstrak. Telah dilakukan praktikum Prisma, dalam praktikum prisma memiliki tujuan yaitu agar dapat menggunakan
spectrometer optic dengan benar, dapat memahami prinsip penguraian cahaya oleh
prisma, dan dapat menentukan indeks bias dan daya dispersi sebuah prisma., Metotodologi
yang digunakan kali ini pada eksperimen
secara langsung menggunakan Spektrometer Optik, Prisma sama sisi, Kaca pembesar, Sumber cahaya
spektrum diskrit (Halogen atau Mercury), pada kegiatan pertama menentukan sudut
pembias prisma dengan mengatur
spektrometer sebagaimana penjelasan sebelumnya. Kemudian menempatkan prisma
sedemikian sehingga salah
satu ujung prisma
tepat kena cahaya
dari kolimator. Dan memutarlah
teleskop ke kiri
secara perlahan-lahan sedemikian sehingga akan
terlihat garis cahaya dan
menghimpitkan dengan tanda
“+” pada teleskop. saat kedudukan
ini, mencatat berapa
pembacaan skala pada spektrometer (T1). Dan memutar kembali
kearah kanan pada
teleskop tampak garis cahaya. Pada kedudukan ini, catat penunjukan skala
pada spektometer (T2). Pada kegiatan kedua menentukan indeks
bias dan daya dispersi kemudian mengatur posisi
prisma sedemikian rupa
sehingga salah satu sisi prisma membentuk sudut tertentu dengan
kolimator. memutar kekiri secara perlahan sehingga pada teleskop tampak
spektrum warna. Setelah itu, sambil mengamati spectrum tersebut dan memutar meja
prisma pada satu
arah akan tampak spektrum bergeser. Jika
meja terus diputar
(dalam arah yang sama), pada
suatu saat spektrum itu akan berbalik
arah dari arah
semula. Posisi prisma pada
saat spektrum tepat akan
berbalik merupakan posisi yang
memberikan sudut deviasi minimum.
Pada kedudukan ini
prisma jangan diutak-atik. mengeser
teleskop sehingga tanda +
berimpit tepat dengan garis spektrum warna merah. Pada kedudukan ini catat
posisi teleskop (tm). Dari paktikum nilai sudut deviasi minimum Tm = 36.983°, Tk = 37.933° dan nilai Tb = 38.783° kemudian
didapatkan nilai
atau
1.06 rad
kemudian didapatkan nilai sudut deviasi merah secara perhitungan
, kuning
, biru
.





KATA KUNCI: Prisma, spektrum,daya dispersi.
PENDAHULUAN
Pada
praktikum difraksi pada celah ganda dan celah banyak memiliki tujuan :
1. Mahasiswa dapat
menggunakan spektrometer optik dengan benar,
2. Mahasiswa dapat
memahami prinsip penguraian cahaya oleh prisma,
3. Mahasiswa
dapat menentukan indeks bias dan daya dispersi sebuah prisma.
Prisma adalah suatu benda
tembus cahaya (bening) dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang datar yang
membentuk sudut tertentusatu sama lain. Bidang datar ini disebut bidang
pembias, dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang pembias disebut sudut
pembias atau sudut puncak prisma (β). Dalam ruang hampa (vakum), kecepatan cahaya c adalah
sama untuk setiap panjang gelombang atau warna cahaya, artinya kecepatan cahaya
biru sama dengan kecepatan cahaya infra merah[1]. Akan tetapi, jika sebuah
berkas cahaya putih jatuh pada sebuah permukaan prisma kaca dengan membentuk
sudut terhadap permukaan tersebut kemudian melewati prisma tersebut, maka
cahaya putih itu akan diuraikan atau di despersikan menjadi spectrum warna. Fenomena
ini membuat newton percaya bahwa cahaya putih merupakan campuran dari
komponen-komponen warna. Dispersi atau penguraian warna terjadi didalam prisma
karena kecepatan gelombang cahaya didalam prisma berbeda untuk setiap panjang
gelombang.
Spectrometer adalah alat optic yang digunakan untuk mengamati dan mengukur sudut deviasi cahaya datang karena pembiasan dan dispersi[2]. Dengan menggunaka hukum Snellius, indeks bias dari kaca prisma untuk panjang gelombang tertentu atau warna tertentu dapat ditentukan.
Spectrometer adalah alat optic yang digunakan untuk mengamati dan mengukur sudut deviasi cahaya datang karena pembiasan dan dispersi[2]. Dengan menggunaka hukum Snellius, indeks bias dari kaca prisma untuk panjang gelombang tertentu atau warna tertentu dapat ditentukan.
TEORI
Prisma adalah benda bening yang dibatasi
oleh dua bidang datar yang membentuksudut tertentu satu sama lain.
Prisma merupakan salah satu benda optik yang dapatmenguraikan sinar
putih (polikromatik) menjadi sinar-sinar penyusunnya. Sudut pembiasprisma ini
dibentuk oleh kedua bidang pembias prisma. Atau disebut juga
sudut puncakprisma (β). Sudut deviasi (δ) adalah
sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang mula-mula dengan sinar yang
meniggalkan bidang pembias atau pemantul[3]. Gambar 2. menunjukkan sudut
deviasi pada pembiasan prisma.
Pelangi
merupakan contoh dispersi cahaya oleh butiram-butiran air hujan.
Butiram-butiran air hujan memantulkan cahaya matahari ke arah kita sehingga
terurai menjadi pelangi
Pada
segiempat ABCE berlaku hubungan:
β
+ ∠ABC
= 180o
Pada
segitiga ABC berlaku hubungan:
r1 +
i2 +∠ABC = 180o
sehingga
diperoleh hubungan:
β
+ ∠ABC
= r1 + i2 +∠ABC
β = r1 + i2 (1)
β = r1 + i2 (1)
dengan
β =
sudut pembias prisma
i2 =
sudut datang pada permukaan 2
r1 =
sudut bias pada permukaan 1
Pada
segitiga ACD, ∠ADC + ∠CAD + ∠ACD = 180o dengan ∠CAD
= i1 – r1 dan ∠ACD
= r2 – i2, sehingga berlaku hubungan:
∠ADC
+ (i1 – r1) + (r2 – i2)
= 180o
∠ADC = 180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)
Jadi, sudut deviasi ( δ ) adalah:
∠ADC = 180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)
Jadi, sudut deviasi ( δ ) adalah:
δ
= 180o – ∠ADC
δ
= 180o – [180o + (r1 + i2)
– (i1 + r2)]
δ
= (i1 + r2) – (r1 + i2)
Diketahui
= r1 + i2 (persamaan (1), maka besar sudut
deviasi yang terjadi pada prisma adalah:
δ
= (i1 + r2) – β (2)
dengan:
δ
= sudut deviasi
i1 =
sudut datang mula-mula
r2 =
sudut bias kedua
β
= sudut pembias
Sudut
deviasi berharga minimum (δ = 0) jika sudut datang pertama (i1) sama
dengan sudut bias kedua (r2).
Secara
matematis dapat dituliskan syarat terjadinya deviasi minimum (δm) adalah i1 =
r2 dan r1 = i2, sehingga
persamaan (2) dapat dituliskan kembali dalam bentuk:
δm = (i1 +
i1) – β
δm = 2i1 –
β
i1 =
(3)

Selain
itu, deviasi minimum juga bisa terjadi jika r1 = i2,
maka dari persaman (1) diperoleh:
β = r1 + r1 =
2r1
r1 = 1/2
β (4)
Bila
dihubungkan dengan Hukum Snellius diperoleh:
n1.sin i1 = n2.sin
r1
(sin i1/sin i1) = (n2/n1) (5)
Masukkan i1 dari
persamaan (3) dan r1 dari persamaan (4) sehingga:







Untuk
sudut pembias yang kecil (
< 15
)





Jika n1 =
udara, maka n1 = 1, sehingga persamaan di atas menjadi:
δm = (n2 − n1)
β (7)
dengan:
n1 =
indeks bias medium
n2 =
indeks bias prisma
β
= sudut pembias (puncak) prisma
δm =
sudut deviasi minimum
METODOLOGI EKSPERIMEN
Identifikasi variabel:
Sudut bias (α), satuannya 

Sudut deviasi minimum,
, satuannya 


Definisi
oprasional variabel :
Sudut bias adalah
sudut yang dibentuk oleh perpanjangan berkas sinar datang dan
berkas sinar yang keluar dari prisma.
Sudur
deviasi minimum adalah sudut yang terbentuk antara perpanjangan sinar datang
pertama dengan sinar bias kedua.
Alat dan bahan :
1.
Spektrometer
Optik,
2.
Prisma
sama sisi,
3.
Kaca
pembesar,
4.
Sumber
cahaya spektrum diskrit (Halogen atau Mercury),
Prosedur kerja:
Kegiatan 1.
Menentukan
sudut pembias Prisma:
Pertama
mengatur spektrometer sebagaimana
penjelasan sebelumnya kemudian menempatkan prisma
sedemikian sehingga salah satu
ujung prisma tepat
kena cahaya dari kolimator. Setelah itu memutar teleskop
ke kiri secara
perlahan-lahan
sedemikian sehingga akan
terlihat garis cahaya dan
himpitkan dengan tanda
“+” pada teleskop. pada kedudukan
ini, kita mencatat berapa
pembacaan skala pada spektrometer (T1).dan memutar kembali
kearah kanan secara
perlahanlahan sedemikian
sehingga pada teleskop tampak garis cahaya. pada kedudukan
ini, kita mencatat penunjukan skala pada spektometer (T2).
Kegiatan 2. Menentukan indeks
bias dan daya dispersi
Pertama
mengatur posisi
prisma sedemikian rupa
sehingga salah satu sisi prisma membentuk sudut tertentu dengan
kolimator. Kemudian memutar teleskop kekiri secara perlahan-lahan sedemikian
sehingga pada teleskop tampak spektrum warna. Setelah itu, sambil
mengamati spektrum tersebut kita memutar meja
prisma pada satu
arah secara
perlahan-lahan, maka
akan tampak spektrum bergeser. Jika
meja terus diputar
(dalam arah yang sama), pada
suatu saat spektrum itu akan berbalik
arah dari arah semula.
posisi prisma pada
saat spektrum tepat
akan berbalik merupakan posisi
yang memberikan sudut deviasi
minimum. pada kedudukan
ini prisma jangan diutak-atik.selanjutnya
menggeser teleskop
sehingga tanda +
berimpit tepat dengan garis spektrum warna merah. Pada kedudukan ini kita mencatat posisi teleskop
(Tm). Dan ulangi
percobaan (4) untuk spektrum warna biru (Tb) dan spektrum warna kuning (Tk)
HASIL EKSPERIMEN
DAN ANALISA DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1. Menentukan
sudut pembias prisma
T0 (sudut acuan) = 0°
T1 = 51.67°
T2 = 70.23°
Kegiatan 2. Menentukan
indeks bias dan daya dispersi prisma
Tm = 36.983°
Tk = 37.933°
Tb = 38.783°
Sudut deviasi minimum diperoleh
δm = Tm – T0
= 36.983°
δk
= Tk – T0 = 37.933°
δb
= Tb – T0 = 38.783°
Analisis
Perhitungan
Kegiatan
1. Menentukan sudut pembias prisma




atau


Untuk














Kegiatan
2. Menentukan indeks bias dan daya dispersi sebuah prisma
Analisis
Perhitungan
1.
Indeks bias

- Merah






- Kuning






- Biru






2. Daya dispersi


Analisis Ketidakpastian
1. Indeks
bias
Untuk,


Karena
maka,





·
Merah















·
Kuning















·
Biru















- Daya dispersi















Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh nilai sudut pembias prisma T1 = 51.67° dan nilai T2 = 70.23° dan indeks bias dan
daya dispersi prisma
sama dengan nilai sudut
deviasi minimum Tm = 36.983°, Tk = 37.933° dan nilai Tb = 38.783° kemudian didapatkan nilai
atau
1.06 rad
kemudian didapatkan nilai indeks bias
merah secara perhitungan
sedangkan indeks warna merah secara teori
yaitu 1,52, indeks bias kuning secara perhitungan
sedangkan secara teori yaitu 1,53 , didapatkan nilai indeks bias biru secara perhitungan
sedangkan secara teori 1,54. kemudian nilai
daya dispersi secara analisis perhitungan yaitu
. berdasarkan hasil tersebut didapatakan
panjang gelombang terbesar yaitu untuk warna biru. Tetapi nilai frekuensi
gelombang terbesar yaitu warna merah.






Ketidaksamaan hasil teori dengan
hasil percobaan disebabka oleh kesalahan dalam melihat alat ukur terutama dalam
membaca skala yang tertera dikarenakan skala yang ada sangat kecil dan harus
dilihat dengan menggunakan mikroskop. Kemudian kesalahan selanjutnya disebabkan
karena kami kesulitan dalam membedakan spectrometer yang ada dan kesulitan
untuk menghimpitkan tanda + dengan spectrum yang diinginkan karena jarak antar
spectrum sangat dekat.
SIMPULAN
1. Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua buah bidang
segi banyak ( segi n ) yang sejajar dan kongruen serta bidang-bidang tegak yang
menghubungkan bidang segi banyak tersebut. Prisma diberi nama
berdasarkan segi-n pada sisi atas atau sisi alas.
2. Spektrometer prisma adalah
alat yang dipakai untuk mengukur panjang gelombang cahaya dengan akurat yaitu
dengan menggunakan kisi difraksi atau prisma untuk memisahkan panjang gelombang
cahaya yang berbeda.
3. Cahaya yang
melewati prisma akan mengalami pembiasan sehingga terjadi pembelokan cahaya
yang masuk dan keluar prisma. Dengan
memperpanjang sinar yang masuk dan keluar prisma akan di peroleh perpotongan
yang di sebut sudut deviasi.
REFERENSI
·
Douglass Giancoli.
2004. Fisika. Jakarta
: Erlangga
· Halliday, David dan
Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
· Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga
Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
[1] Arisworo, Djoko, dkk. 2006. Fisika
Dasar Jakarta; Grafindo Media
Pratama.
[2] Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta;
PT IMTIMA